Kedubes AS Dukung Pelatihan dan Konferensi Jurnalisme Data dalam Perangi Infodemik

Ilustrasi fake news | Freepik

Pada bulan April 2021 lalu, sejumlah jurnalis dan mahasiswa jurnalistik dari wilayah DKI Jakarta, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sulawesi Timur, Kalimantan Timur, dan Maluku mengikuti rangkaian pelatihan jurnalisme data dan komputasi (Data and Computational Journalism atau disingkat DCJ) dalam peliputan pandemi Covid-19. Pelatihan ini didukung oleh Kedutaaan Besar Amerika Serikat untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam menggunakan data sebagai basis kerja pembuatan berita.

Pelatihan ini sekaligus sebagai bagian dari penguatan peran jurnalis, di mana jurnalis dengan literasi data yang baik, dapat menggunakan data untuk memerangi hoaks dan misinformasi seputar pandemi atau disebut sebegai ‘infodemik’. Sejak pandemi, infodemik bermunculan dengan cepat dan disebut pakar sama berbahanya seperti virus itu sendiri, di mana dapat menyesatkan masyarakat dan membuat kepanikan tidak berdasar. Pengetahuan tentang data, komputasi, dan pemeriksaan fakta, akan sangat membantu jurnalis menyaring misinformasi dan hoaks seputar pandemi yang menyebar pada masyarakat. 

Pelatihan DCJ dilakukan untuk masing-masing wilayah secara daring selama lima hari, dimulai dengan wilayah Jakarta pada Maret 2021 dan diakhiri dengan wilayah Maluku pada Agustus 2021. Secara intensif peserta diajarkan tahapan bekerja dengan data, mulai dari pencarian data, pembersihan data, penganalisisan data, hingga cara yang benar dalam pengolahan visualisasi data. Di samping itu, peserta juga diajarkan menggunakan tools yang memudahkan bekerja dengan data. 

Pelatihan dititik-beratkan pada pengolahan data seputar Covid-19, sehingga relevan dengan kondisi sekarang dan membantu jurnalis dalam membuat berita yang akurat dengan etika penggunaan dan penampilan data supaya tidak menyesatkan masyarakat.

“Pelatihan ini merupakan titik awal bagi jurnalis untuk menggunakan pengetahuan yang sudah diberikan untuk diaplikasikan dalam karya jurnalistiknya,” kata Atase Press di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Sita Raiter, dalam acara penutupan pelatihan untuk wilayah Jawa Timur. 

Sita mengatakan, dalam situasi luar biasa seperti pandemi, jurnalis memiliki peran penting dalam memberikan informasi situasi terkini dan berita terbaru terkait Covid-19. Dalam memberitakan informasi seperti kasus harian penularan, kebijakan pemerintah, tanggapan masyarakat, temuan ahli medis, analisis di bidang kesehatan, hingga dampak pada perekonomian kepada publik, jurnalis berada di barisan depan dalam memerangi misinformasi dan hoaks.

“DCJ bertujuan untuk membekali wartawan dengan keterampilan dan pengetahuan yang luas untuk menangani dan meminimalkan kesalahan atau disinformasi sebelum, selama, dan setelah wabah,” ujar Project Officer DCJ 2021, Utami Diah Kusumawati.

Setelah berhasil melaksanakan pelatihan jurnalisme data dan komputasi pada 2021, DCJ tahun ini kembali didukung Kedutaan Besar Amerika Serikat dalam penyelenggaraan konferensi pertama di Indonesia untuk jurnalisme data dan komputasi. Bernama Data and Computational Journalism Conference Indonesia (DCJ-CI), rangkaian acara konferensi akan diadakan selama empat hari dari 27-30 Juli 2022 secara hybrid

Masih dengan topik seputar pandemi Covid-19, tantangan, dan peluangnya bagi praktik jurnalisme data, DCJ-CI mengundang puluhan ahli jurnalisme data dan komputasi dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Nepal, Jepang dan Swiss sebagai pembicara seminar dan workshop. Di puncak konferensi, peserta terpilih pelatihan DCJ 2021 juga akan menampilkan dan mempresentasikan proyek jurnalisme data mereka.

Artikel ini diolah dari tulisan David Priyasidarta/Tempo (2021)

Bagikan Artikel Ini :

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn

Instagram