Politik dan Kesehatan, Isu Pemberitaan Paling Rawan Mengandung Hoaks

Ilustrasi pemilihan umum di tengah kondisi pandemi Covid-19 | Foto oleh Glen Carrie/Unsplash

Era digital awalnya menjadi sebuah terobosan di mana masyarakat dunia bisa mengakses  beragam sumber informasi dengan satu klik mouse. Namun, transformasi ke era digital juga telah memungkinkan penyebaran berita bohong atau hoaks.

Berdasarkan survey Katadata Insight Center, isu politik dan kesehatan menempati dua posisi paling atas dalam hal topik konten yang menurut masyarakat paling banyak mengandung hoaks pada 2021 lalu.

Di berbagai belahan dunia, salah satu momen politik yang marak memunculkan hoaks adalah pesta demokrasi atau pemilihan umum. Momen Pemilu Amerika Serikat tahun 2016 dan 2019 contohnya. Pada tahun 2019, Kominfo menyebut bahwa puncak penyebaran hoaks di Indonesia terjadi menjelang Pemilu April 2019.

Infografik meningkatnya hoaks politik sejak tahapan Pemilu 2019 |
Sumber: Tempo

Di tengah kesimpangsiuran informasi saat masa pemilu, penelitian menyebut bahwa keberadaan pemeriksaan fakta atau fact-checking berdampak pada pengambilan keputusan oleh masyarakat terkait siapa kandidat yang akan mereka pilih. Pemeriksaan fakta yang dimaksud salah satunya  pemeriksaan pesan-pesan kampanye dan debat pasangan calon. The New York Times, misalnya, melakukan ‘real time debate fact-checking’ yang memeriksa kebenaran pernyataan kandidat saat debat hanya dalam hitungan menit.

Lantas, bagaimana dengan lanskap pemeriksaan fakta di Indonesia selama pemilu, terutama saat Pemilu 2019 dan Pilkada 2021? 

Data and Computational Journalism Conference Indonesia (DCJ-CI) 2022 mengundang Ratna Ariyanti dari Cekfakta.com yang juga sekaligus lulusan doktor Scripps School of Journalism, Ohio University. Selain membahas temuan-temuan penting misinformasi dan hoaks dalam Pemilu 2019 dan Pilkada 2021, Ratna Ariyanti juga akan membahas tentang pentingnya kolaborasi pemeriksaan fakta antar ruang redaksi, serta proyeksi lanskap pemeriksaan fakta menjelang Pemilu 2024.  

Anda dapat bergabung dalam seminar Ratna Ariyanti secara daring di hari kedua DCJ-CI 2022, Kamis, 28 Juli 2022, pukul 09.00 sampai 10.20 WIB.

Tidak kalah banyak dengan isu politik, satu lagi isu yang mencuat di tahun 2020 dan banyak memuat hoaks yaitu pandemi Covid-19. Di tahun 2021 sendiri, Kominfo menemukan sebaran 723 hoaks seputar Covid-19. Dalam diskusi daring oleh Katadata, Indikator.co.id menemukan bahwa maraknya hoaks seputar pandemi mengalami pasang surut. Misalnya setelah marak pada awal pandemi, hoaks kembali marak ketika vaksinasi mulai dilakukan di awal 2021. Tingkat hoaks kemudian mulai menurun, tetapi meningkat kembali ketika Varian Delta menyebar di pertengahan 2021.

Sama halnya dengan isu sains dan kesehatan lain, salah satu penyebab pandemi Covid-19 banyak berujung pada penyebaran hoaks karena penelitiannya memerlukan waktu. Mengumpulkan bukti, hasil penelitian, dan terus mengikuti perkembangan yang kompleks memerlukan waktu dan proses yang tidak sebentar. Belum termasuk hasil penelitan yang kemudian tidak mudah dipahami masyarakat umum di kala keingintahuan dan kepanikan masyarakat yang tinggi.

Bagaimana posisi pemeriksaan fakta dalam bertempur dengan hoaks seputar pandemi ini?

Selain membahas pemeriksaan fakta seputar pemilu, DCJ-CI 2022 juga menggelar diskusi interaktif bersama Syed Nazakat (Editor in Chief DataLEADS, Health Analytics Asia), Septiaji Eko Nugroho (Chairman of Presidium MAFINDO- Masyarakat Anti Fitnah Indonesia), dan Celine Samson (Head of VERA Files- organisasi media nirlaba yang berfokus pada in-depth reporting dan fact-checking di Filipina).

Ketiganya akan mengajak Anda berdiskusi seputar lanskap pemeriksaan fakta di berbagai negara selama pandemi Covid-19. Syed Nazakat, Septiaji Eko Nugroho, dan Celine Samson akan hadir secara daring pada DCJ-CI 2022 hari pertama, Rabu, 27 Juli 2022, pukul 11.00 sampai 12.20 WIB. 

Tunggu apa lagi? Segera daftarkan diri Anda di sini dan jangan lewatkan keseruan berdiskusi seputar lanskap pemeriksaan fakta selama pandemi dan menjelang pemilihan umum bersama Ratna Ariyanti, Syed Nazakat, Septiaji Eko Nugroho, dan Celine Samson, gratis hanya di DCJ-CI 2022!

Sumber: Reuters, Katadata, Kompas, Wintersieck (2017)

DCJ-CI 2022 adalah konferensi hybrid pertama jurnalisme data dan komputasi di Indonesia dan akan diselenggarakan pada 27 sampai 30 Juli 2022. Selama empat hari, DCJ-CI 2022 mengundang puluhan ahli dan praktisi di bidang jurnalisme data dan komputasi dalam diskusi interaktif, seminar, hingga pelatihan. Jadwal lengkap konferensi dapat dilihat di sini.

Bagikan Artikel Ini :

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn

Instagram