Naik Daunnya Penggunaan Rekam Gambar Drone dan Satelit dalam Peliputan

Ilustrasi drone | Foto oleh Kevin Chow / Unsplash

Journalism from above– Dewasa ini, banyak pemberitaan yang membutuhkan pengambaran dari sudut pandang udara (bird’s-eye view) sehingga tidak lengkap rasanya jika tidak menggunakan hasil rekaman pesawat nirawak atau lebih dikenal sebagai drone. Tidak sedikit pula perekaman kejadian yang membutuhkan penggambaran lebih luas pada waktu tertentu sehingga musti menggunakan citra satelit. 

Kedua teknologi yang mengudara ini kemudian menjadi spesifikasi sendiri dalam dunia jurnalisme sehingga munculah istilah drone journalism dan juga satellite journalism. Keduanya tidak hanya menyuguhkan visual yang menarik dalam pemberitaan, tetapi bahkan menjadi alat penting dalam melakukan investigasi. Kedua perangkat ini mampu merekam fenomena dan kejadian yang tidak dapat dilihat manusia dari tanah.

Visual drone dan satelit sangat membantu jurnalis dalam menangkap fenomena dan kejadian-kejadian di wilayah yang sulit dijangkau. Peliputan investigasi isu lingkungan sering menggunakan dua teknologi ini, seperti peliputan lokasi bencana alam, sengketa lahan, penampilan daratan sebelum dan sesudah permukaan laut naik, dan sebagainya. 

Tidak sedikit pula kejahatan-kejahatan kemanusiaan yang membutuhkan citra drone dan satelit. Di tahun 2022 ini, dampak kemanusiaan di wilayah perang antara Rusia dan Ukraina dilaporkan CNN terekam lewat drone dan satelit. Di tahun-tahun sebelumnya, jurnalis-jurnalis di Afrika juga mulai menggunakan drone dan citra satelit untuk mendapatkan gambar di area-area konflik yang sulit diakses. Lewat satelit, jurnalis di Afrika dapat mencari rekaman pada tanggal tertentu hingga detik yang spesifik. Kemudian dengan menggunakan drone, jurnalis bisa mendapatkan gambaran yang lebih baru dan imersif. 

Data and Computational Journalism Conference Indonesia (DCJ-CI) 2022 akan mengupas penggunaan drone dan citra satelit dalam peliputan bersama dengan ahlinya lewat seminar dan pelatihan di akhir bulan Juli ini!

DCJ-CI 2022 mengundang Ana Lucia, Senior Visual Journalist di BBC World Service, yang akan memandu pelatihan secara daring tentang visualisasi pemetaan dan citra satelit. Tidak hanya memberikan demo langsung pencarian dan penggunaan citra satelit, Ana Lucia juga akan memberikan pelatihan tentang dasar data geospasial yang berguna dalam membuat visualisasi pemetaan (mapping) dan penggunaan citra satelit.

Ana Lucia akan mengisi pelatihan visualisasi pemetaan dan penggunaan citra satelit pada hari Kamis, 28 Juli 2022, pukul 14.30 sampai 15.50 WIB.

Sedangkan untuk drone journalism, DCJ-CI 2022 mengundang Ben Kreimer, jurnalis independen yang juga sekaligus merupakan Buzzfeed Open Lab Beta Fellow dan termasuk dalam Forbes 30 Under 30 kategori Media tahun 2019. Dalam karirnya, Ben Kreimer telah banyak memberi masukkan untuk rekaman peliputan USA Today dan VICE. 

Ben Kreimer akan berbicara dari A sampai Z tentang drone journalism. Mulai dari penggunaan drone di ruang redaksi, tantangannya, dan jenis-jenis cerita apa saja yang bisa dihasilkan. Ben Kreimer akan mengisi seminar secara daring pada hari Sabtu, 30 Juli 2022, pukul 09.00 sampai 10.30 WIB.

Segera daftarkan diri Anda di sini dan jangan lewatkan kesempatan memperdalam pengetahuan tentang penggunaan drone dan citra satelit yang berguna untuk peliputan Anda nantinya!

Sumber : Journalism.co.uk, CNN, Slate, The Jamlab Africa, Phillip Chamberlain (2017)

DCJ-CI 2022 adalah konferensi hybrid pertama jurnalisme data dan komputasi di Indonesia dan akan diselenggarakan pada 27 sampai 30 Juli 2022. Selama empat hari, DCJ-CI 2022 mengundang puluhan ahli dan praktisi di bidang jurnalisme data dan komputasi dalam diskusi interaktif, seminar, hingga pelatihan. Jadwal lengkap konferensi dapat dilihat di sini.

Bagikan Artikel Ini :

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn

Instagram